Senin, 31 Desember 2012


Jatuh Cinta Bisa Bikin Gila
            Lauren Slater, seorang peneliti yang menulis di majalah National Geographic, menjelaskan bahwa orang yang mengalami jatuh cinta memiliki kandungan biokimia yang serupa dengan orang yang menderita gangguan obsesif kompulsif (OCD-Obsessive Compulsive Disorder). Cinta dianggap dapat membuat seorang yang sehat bertingkah seolah memiliki penyakit patologis. Secara hormoral, saat sedang jatuh cinta, perasaan tersebut akan mengaktifkan area di dalam otak yang terhubung dengan kenikmatan dan memicu hormon dopamine sehingga seseorang mengalami energi yang intens, peningkatan fokus, halusinasi, dan keriangan yang tidak beralasan. Orang yang mengalami jatuh cinta dan OCD memiliki tingkat serotonin 40% lebih rendah daripada orang normal, dan keduanya bisa dihentikan dengan mengkonsumsi obat anti-depresan.
            Sementara itu Dr Frank Tallis, seperti dikutip dari majalah The Psychologist, menyatakan bahwa mabuk cinta merupakan hal yang serius. Gejala-gejalanya seperti hypomania, mood yang melayang, depresi, mudah menangis, insomnia, kehilangan konsentrasi, sakit perut, kehilangan nafsu makan, pusing, dan mudah linglung. Hormon cinta ini beroperasi di ventral pallidum atau pusat area kenikmatan di dalam otak, sekaligus bagian yang aktif seperti ketika seseorang menikmati candu. Dan ketika tidak mendapatkan balasan cinta, maka ia akan bertingkah sama seperti seorang pecandu yang kesakitan mencari-cari obatnya. Makanya, tak salah jika seseorang akan seperti merasa gila saat ia sedang jatuh cinta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar